Dalam menjalani program perawatan Nutrisi bagi masalah-masalah kesehatan, banyak orang mengalami kesan-kesan yang tidak nyaman. Ini dikenal sebagai reaksi penyembuhan. Kesan yang paling kerap dilaporkan oleh pasien saya adalah kekurangan tenaga yang sementara dan juga kelesuan. Mereka tidur lebih lama kadangkala hingga 12 jam.
Sebagian orang mengeluh sakit-sakit anggota badan, gangguan pencernaan seperti banyak buang angin, sembelit, buang-buang air besar, muntah, ruam, sakit tekak, demam dan sebagainya.
Kesan-kesan ini berlaku sebab tubuh badan sedang di dalam proses mengeluarkan bahan-bahan toksik (racun); bukan sekedar bahan-bahan yang sudah terkumpul di dalam usus, malah juga bahan-bahan yang sudah terkumpul di dalam setiap sel, menganggu sistem fungsinya.
Sambil bahan-bahan toxic ini dikeluarkan dari jaringan-jaringannya dan dibuang, tubuh akan menjadi bertambah toksik untuk sementara waktu sehingga toksik tersebut berhasil dikeluarkan dari seluruh tubuh. Sebagian dari proses ini menghasilkan reaksi kesan menyembuhan. Kesan ini diperberat lagi dalam proses tubuh yang sedang menggantikan tisu-tisu dan sel-sel rusak, memusnahkan sumber atau agen-agen infeksi yang kalau dibiarkan akan menghasilkan ampas dalam proses perbaikan tersebut.
Saya dapati bahwa semakin banyak toksik yang berada dalam tubuh seseorang, maka semakin kuatlah reaksi penyembuhannya. Oleh karena reaksi penyembuhan berlaku akibat pencucian toksin keluar dari sel, kekuatan reaksi yang bergantung pada berapa tekun dan teliti seseorang itu mengikuti program terapi nutrisi. Lebih teliti program ini diikuti, maka lebih kuatlah pula kesan penyembuhannya.
MENGAPA KESAN LAMA SEPERTI TIMBUL KEMBALI?
Kadangkala dalam proses penyembuhan, kesan sakit yang lama datang kembali untuk sementara waktu. Mengapakah seseorang itu harus mengalami masalah-masalah lama dalam proses menjadikan tubuh badannya sembuh dan sehat? Saya percaya bahwa setiap kesan reaksi yang seseorang itu alami pada masa-masa tertentu bergantung pada keseimbangan bahan bio-kimia di dalam tubuh badannya. Contohnya, apabila seseorang itu benar-benar sehat, maka terdapat rasio keseimbangan antara bahan A dan bahan B di dalam tubuh. Apabila rasio ini keluar dari keseimbangan pada tahap tertentu, seseorang itu akan merasa lesu. Apabila ketidak seimbangan itu menjadi lebih besar, kepala akan merasa pusing-pusing; apabila lebih besar lagi, ia akan mengalami kesukaran tidur dan sebagainya.
Satu sebab mengapa seseorang itu harus mengalami kesan-kesan reaksi yang tidak nyaman saat tubuh mengalami proses menjadi sehat adalah karena tubuh berusaha untuk merapatkan jurang ketidakseimbangan tersebut. Katakanlah dari 100:1 menuju ke 1:1 maka ia harus melalui proses 99:1, 98:1, dan seterusnya. Pada setiap tahap tersebut ia akan mengalami kesan-kesan reaksi yang bergantung pada tahap mana yang sedang ia lalui.
Saya ingin menggambarkan reaksi penyembuhan sebagai menaiki tangga. Di tangga yang paling atas, tenaga makin seimbang, semua nutrisi terwujud dalam keseimbangan dan tubuh berfungsi dengan baik. Apabila tahap kesehatan seseorang itu sedang menurun, berarti ia sedang turun tangga dan setiap anak tangga yang dilalui akan membawa kesan-kesan seperti kurang tenaga. Apabila semakin menurun, pening dirasai, semakin menurun dan masalah semakin berat apabila semakin jauh kebawah ia turun. Apabila badan menjalani rawatan penyembuhan, seseorang itu mulai menaiki tangga-tangga itu semula dan akan mengalami kesan kesan reaksi yang tidak nyaman dalam pendakian tangga-tangga tersebut.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus