Rheumatoid arthritis (RA) adalah suatu penyakit AUTOIMUN yang menyebabkan peradangan kronis pada sendi-sendi. Rheumatoid arthritis dapat juga menyebabkan peradangan dari jaringan sekitar sendi-sendi, begitu juga pada organ-organ lain dalam tubuh.
Penyakit autoimun adalah penyakit yang terjadi ketika jaringan-jaringan tubuh dengan “sembarangan” diserang oleh sistem imunnya sendiri. Hal ini dikarenakan sistem kekebalan tubuh pasien yang naive (bodoh). Pasien-pasien dengan penyakit autoimun mempunyai antibodi-antibodi di dalam darahnya yang "melukai" jaringan-jaringan tubuhnya sendiri, dimana mereka hampir dapat dikatakan selalu berkaitan dengan peradangan. Karena ia dapat mempengaruhi beragam organ-organ tubuh lain, rheumatoid arthritis dirujuk sebagai suatu penyakit sistemik dan adakalanya disebut penyakit rheumatoid.
Rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit kronis, yang dapat berlangsung tahunan. Pasien-pasien tertentu mungkin mengalami periode panjang tanpa gejala-gejala. Secara khas, bagaimanapun, rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit yang progresif yang berpotensi menyebabkan kerusakan sendi dan ketidakmampuan fungsional.
Rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit rematik (rheumatic) yang umum, mempengaruhi kira-kira 1,3 juta orang-orang di Amerika, menurut data sensus yang sekarang. Penyakit ini tiga kali lebih umum pada wanita daripada pada pria. Rheumatoid Arthritis adalah penyakit yang mampu menyerang semua suku bangsa. Penyakitnya dapat terjadi pada segala umur, namun paling sering terjadi diatas umur 40 tahun dan sebelum umur 60 tahun.
Gejala-Gejala Dan Tanda-Tanda Rheumatoid Arthritis
Gejala-gejala rheumatoid arthritis datang dan pergi, Ketika penyakit aktif, gejala-gejala dapat termasuk kelelahan, kehilangan nafsu makan, demam derajat rendah, nyeri-nyeri otot dan sendi, dan kekakuan. Kekakuan otot dan sendi biasanya paling terasa pada pagi hari dan setelah periode-periode ketidakaktifan.
Transfer Factor Untuk Mengatasi Kondisi Autoimun
Transfer Factor dapat meredakan dan menstabilkan system imun yang terlalu aktif yang menjadi penyebab penyakit autoimun. Jika system imun anda terlalu lemah maka anda akan rentan terhadap serangan bakteri, virus, kuman dan parasit, sebaliknya jika system imun anda aktif secara berlebihan anda akan rentan terhadap penyakit autoimun, dimana system imun akan menyerang jaringan sel tubuh sendiri yang dianggap sebagai penyusup.
Transfer Factor berisi modulator yang terdiri dari aktivator dan suppressors, yang tidak hanya berfungsi membangunkan sistem kekebalan, tetapi juga membantu untuk menormalkan dan menyeimbangkan system kekebalan yang terlalu agresif seperti yang terlihat dalam kasus-kasus, kelelahan kronis, Rheumatoid Arthritis, multiple sclerosis dan lupus.
Pada tahun 1976, H Sherwood Lawrence pelopor Transfer Factor mulai menyelidiki potensi Transfer Faktor untuk orang dengan gangguan autoimun. Sehingga Hari ini, Transfer Faktor dapat digunakan untuk mengobati berbagai kondisi autoimun karena berfungsi untuk memodulasi dan menormalkan respons sistem kekebalan yang abnormal.
Dr William Hennen, Ph.D., seorang ahli dalam senyawa farmakologis dan penulis Transfer Factor & Enhanced Transfer Factor, telah melakukan penelitian mengenai manfaat terapeutik molekul kekebalan tubuh ini.
Peneliti Jepang menemukan bahwa Transfer Factor sukses digunakan dengan baik dalam kasus juvenile rheumatoid arthritis yang bahkan tidak responsif terhadap steroid dosis tinggi dan immunosuppressants.
Thanks for sharing such amazing blog with us. May God bless us all with Good Health.
BalasHapusClick Here for RHEUMATOID ARTHRITIS treatment option.